Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo Saat Mendapatkan Penghargaan Sebagai Tokoh Transformasi Digital Kelistrikan Nasional. Foto/web.pln.co.id |
Sebagaimana diketahui total saldo utang PLN pernah mencapai Rp 450 triliun. Namun, kata Darmawan, dengan efisiensi yang terus digencarkan beberapa tahun terakhir dan perbaikan tata kelola bisnis dengan menjalankan proyek kerja sama yang kredibel membuat neraca keuangan perseroan makin sehat.
"Sebagai korporasi kita mampu kurangi utang kita Rp 65 triliun. Dalam kondisi Covid kita mampu transformasi digitalisasi pembangkit, keuangan, distribusi, pelayanan, pelanggan, sistem lelang, sistem pembayaran dan lainnya," ucap Darmawan dalam acara Program Leadership Award 2023, Kamis (5/10/2023).
Dengan berbagai transformasi bisnis yang dilaksankan selama ini, ia mengklaim sistem bisnis kelistrikan PLN telah jauh lebih kokoh. Ujungnya adalah karyawan yang bekerjanya mampu memperoleh peningkatan kesejahteraan di saat banyak perusahaan yang memangkas karyawan atau pemotongan gaji.
"Transformasi ini juga berbuah manis di mana tingkat kesejahteraan pegawai PLN juga meningkat drastis selama dua tahun ini walaupun di luar sana cuaca panas dan kering kerontang di dalam PLN masih terjadi hujan dan juga air mengalir secara jernih dan deras," tegas Darmawan.
Ia pun memastikan, transformasi ini akan mendukung perbaikan bisnis PLN ke depan, meskipun sebagai sebuah perusahaan terbatas atau PT yang terus melaksanakan kinerjanya untuk memperoleh profit sambil melaksanakan tugas negara sebagai pemegang peranan fungsi BUMN.
"Dengan tingkat kesehatan finansial perusahaan yang makin baik, ekspansi bisnis yang sehat, dan lancar membuat PLN akan semakin sehat di masa mendatang tentu saja kesejahteraan pegawai PLN yang katanya sudah luar biasa ini baru awal karena ke depan insya Allah akan lebih sejahtera," ucapnya.
Sebagai informasi, PLN mencatatkan kinerja positif pada Semester I 2023 ini. PLN membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 25,92 triliun pada periode itu, melonjak 49% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 17,38 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasikan PLN, peningkatan laba periode berjalan ini dipicu oleh lonjakan pendapatan usaha sebesar 11% menjadi Rp 234,52 triliun selama Januari-Juni 2023 dari Rp 211,66 triliun pada periode yang sama 2022.
Pendapatan usaha ini terdiri dari lonjakan penjualan tenaga listrik yang mencapai Rp 159,97 triliun, lalu penyambungan pelanggan Rp 584,3 miliar, subsidi listrik pemerintah Rp 32,07 triliun, pendapatan kompensasi Rp 37,86 triliun, dan lain-lain Rp 4 triliun.
Sementara jumlah beban usaha meningkat menjadi Rp 202,23 triliun dari Rp 175,48 triliun. Dengan demikian, laba usaha turun menjadi Rp 32,28 triliun dari Rp 36,18 triliun pada Semester I 2022.
Namun demikian, perseroan mendapatkan keuntungan kurs sebesar Rp 11,24 triliun pada Semester I 2023, dari rugi kurs Rp 5,35 triliun pada Semester I 2022.
Adapun beban keuangan pada Semester I 2023 sebesar Rp 11,03 triliun, naik dari beban keuangan pada periode yang sama 2022 sebesar Rp 9,73 triliun.
Dengan demikian, laba sebelum pajak pada Semester I 2023 sebesar Rp 33,01 triliun, naik 51% dari Rp 21,91 triliun pada Semester I 2022.
Sumber : cnbcindonesia.com