Perlu Diketahui Jembatan itumemiliki nilai historis bagi masyarakat Barito Timur karena dibangun pada zaman penjajahan Belanda.
Itu sebabnya sudah beberapa kali warga setempat berupaya mempertahankan
keberadaannya dengan bergotong royong dan mengumpulkan sumbangan untuk
memperbaiki jembatan yang terbuat dari kayu ulin itu.
Pemerintah daerah juga sempat memperbaiki jembatan tersebut namun hanya bagian
lantai dan atap yang diperbaiki.
Jembatan Belanda yang pada masanya merupakan penghubung utama dari Banjarmasin
menuju Muara Teweh dan Puruk Cahu, namun mulai tahun 1990-an sejak dibangun
jembatan beton di sampingnya sebagai pengganti, jembatan tersebut digunakan
warga sehari-hari untuk ke pasar maupun ke musala.
Sejak saat itu pula jembatan ulin sepanjang 28 meter yang merupakan bukti sejarah peninggalan zaman kolonial Belanda tersebut nyaris tidak mendapatkan perawatan dari pemerintah.
Editor : Tuah