Kompetisi E-Sport. Foto/digitalsporlar.com |
POSSINDO.COM, Olahraga -Jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Olimpiade selalu mengalami perubahaan angka dari satu edisi ke edisi berikutnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan ini, seperti keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk memasukkan dan menghapus cabang olahraga tertentu, atau keinginan tuan rumah untuk mempromosikan olahraga lokal.
IOC hingga saat ini masih belum mau memasukkan esports sebagai cabang olahraga resmi dalam perhelatan akbar Olimpiade, seperti yang terlihat pada Olimpiade Paris 2024 yang saat ini masih berlangsung.
Meskipun minat masyarakat terhadap esports semakin meningkat dan banyak negara telah mengakui esports sebagai olahraga profesional, IOC memiliki pertimbangan tersendiri. Berikut beberapa alasan esports tidak masuk dalam Olimpiade Paris 2024.
1. Kesulitan Keseragaman dan Penilaian
Kurangnya keseragaman dalam peraturan dan penilaian esports menjadi salah satu
kendala utama dalam upaya memasukkan esports ke dalam ajang Olimpiade Paris
2024. Setiap game esports memiliki aturan main dan sistem penilaian yang
berbeda-beda, bahkan di antara turnamen yang sama.
Hal ini menyulitkan komite Olimpiade untuk menetapkan standar yang universal dan objektif untuk semua cabang esports. Selain itu, sifat kompetitif yang dinamis dalam esports juga menyulitkan dalam menentukan kriteria yang tepat untuk mengukur prestasi seorang atlet esports, berbeda dengan cabang olahraga tradisional yang memiliki metrik yang lebih jelas dan terukur.
2. Kekhawatiran Dampak Esports pada Tradisi dan Nilai Olimpiade
IOC memiliki kekhawatiran bahwa memasukkan esports
sebagai cabang olahraga baru dapat melunturkan tradisi dan nilai-nilai luhur
yang telah menjadi pondasi Olimpiade selama berabad-abad.
3. Standar Tinggi dan Prosedur Panjang dari IOC
IOC memiliki standar yang sangat ketat dan proses yang panjang untuk mengakui
cabang olahraga baru, termasuk esports. Syarat-syarat ini mencakup aspek
seperti popularitas global, nilai-nilai olahraga yang menjunjung tinggi
sportivitas dan fair play, serta struktur organisasi yang kuat.
4. Terlalu Banyak Jenis Esports
Tidak seperti olahraga tradisional yang memiliki klasifikasi yang lebih jelas
dan terstandarisasi, esports memiliki ratusan, bahkan ribuan game yang berbeda
dengan aturan dan mekanisme permainan yang sangat beragam. Hal ini menyulitkan
IOC untuk menentukan kategori mana yang layak dipertandingkan di tingkat
Olimpiade, serta bagaimana cara menyusun format kompetisi yang adil dan
inklusif untuk semua jenis game.
5. Dianggap Memuat Konten Kekerasan
Pandangan tradisional mengenai olahraga yang menjunjung tinggi nilai-nilai
sportivitas dan persaingan sehat seringkali berbenturan dengan citra esports
yang identik dengan game-game yang menampilkan adegan kekerasan. Hal ini
membuat IOC sulit untuk memasukkan esports sebagai cabang olahraga resmi di
Olimpiade Paris 2024.
6. Belum Memiliki Organisasi Internasional
Belum memiliki sebuah organisasi tunggal yang diakui secara
internasional untuk mengatur dan mengelola esports menjadi salah satu kendala
dalam upaya memasukkan cabang olahraga ini ke dalam ajang Olimpiade Paris 2024.
Berbeda dengan olahraga tradisional yang memiliki federasi internasional yang
solid, ekosistem esports masih terfragmentasi dengan berbagai organisasi
penyelenggara turnamen dan liga yang beroperasi secara mandiri
Sumber : viva.co.id