Kegiatan Puskesmas Sebangau bersama Kader Posyandu dalam Upaya menjalankan Program Pencegahan Stunting. Foto/IST |
Disampaikan Sya Winarja, jika salah satu langkah yang dilakukan pihaknya selama ini dalam mempercepat program-program kesehatan dimasyarakat adalah dengan cara bersinergi bersama Kader Posyandu dan TPKK yang ada di wilayah sebangau.
“Kalau peran puskesmas itu kan diantaranya menyampaikan informasi dan pendampingan kepada ibu hamil, bayi, dan balita. Kemudian Mensosialisasikan pola makan sehat, Menstimulasikan pertumbuhan anak sejak dini kemudian Memantau pelaksanaan STBM,” ungkap Kapus Sebangau Sya Winarja.
Dukung Peran PKK dan Kader Posyandu
Disampaikan Sya Winarja, jika keberadaan TP PKK dan Kader Posyandu selama ini dianggap sangat berperan dalam membantu pihaknya menekan stunting. Terutama dalam kegiatan-kegaitan dilapangan seperti membantu dalam pemberian imunisasi, pemantauan tumbuh kembang bayi, balita dan ibu hamil.Petugas Puskesmas Sebangau saat membagikan Suplemen dan Vitamin pada para peserta Posyandu. Foto/IST |
“Kemudian juga dalam membantu mengedukasi pada warga untuk membiasakan pola hidup sehat dari rumah. Apalagi kader Posyandu ini kan adalah para tokoh masyarakat yang tau kondisi langsung dilapangan. Kemudian ibu-ibu PKK ini juga adalah perwakilan dari Desa, sehingga bisa berperan langsung memberikan intervensi dalam kebijakan desa,” ujar Sya Winarja.
Selain Pemberian makanan Sehat Perlu Pendampingan Keluarga
Untuk memperkuat tumbuh kembang bayi, balita dan Ibu hamil disampaikan Sya Winarja jika tidak cukup dengan pola pemberian makanan sehat saja. Namun lebih penting adalah pendampingan yang baik dari keluarga langsung.“Maksud disini adalah keluarga sebagai orang terdekat harus juga berperan, memberikan motivasi dan membiasakan pola hidup sehat dari rumah. Jangan sampai si anak hanya makan-makanan sehat dari program yang dibagikan pemerintah saja, namun juga harus diimbangi pemenuhan gizi secara rutin dari keluarga,” ujarnya.
Didalam keluarga disampaikan Sya Winarja lagi, pengetahuan pola hidup sehat juga harus dimiliki para orang tua agar dalam prakteknya bisa dilakukan dengan baik. Jangan sampai karena ketidaktahuan, anak-anak kecil dibiasakan jajan makanan yang tidak sehat.
“Orang tua juga harus kreatif, karena makanan sehat saat ini mudah dan murah sebenarnya didapatkan jika punya pengetahuan akan makanan bergizi. Seperti sayur-sayuran disekitar rumah, tempe, tahu itu termasuk pangan murah dan bergizi,” tukasnya.
Bahkan, Kabupaten Pulang Pisau pada bulan Juli beberapa bulan lalu berhasil meraih peringkat terbaik II dari 13 kabupaten dan satu kota di Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam kinerja penanganan stunting.
“Orang tua juga harus kreatif, karena makanan sehat saat ini mudah dan murah sebenarnya didapatkan jika punya pengetahuan akan makanan bergizi. Seperti sayur-sayuran disekitar rumah, tempe, tahu itu termasuk pangan murah dan bergizi,” tukasnya.
PJ Bupati Seriusi Turunkan Stunting
Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Pulang Pisau Hj Nunu Andriani mengaku menaruh perhatian serius dalam penanganan dan pencegahan stunting di wilayahnya. Kerja keras Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dalam penanganan stunting membuahkan hasil.Bahkan, Kabupaten Pulang Pisau pada bulan Juli beberapa bulan lalu berhasil meraih peringkat terbaik II dari 13 kabupaten dan satu kota di Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam kinerja penanganan stunting.
Pj Bupati Pulang Pisau H Nunu Andriani dan Kepala Dinas Kesehatan Pulang Pisau dr Pande Putu Gina. Foto/IST |
“Keberhasilan raihan sebelumnya hingga menjadi terbaik II yang diraih atas penilaian kinerja dalam penanganan stunting ini tidak terlepas dari hasil kerja keras kita semua dan kerja sama dari lintas sektor. Tidak hanya menurunkan tetapi berusaha mencegah stunting di Kabupaten Pulang Pisau,” ucap Nunu.
Nunu meminta kepada jajarannya untuk tidak berpuas dengan hasil yang telah dicapai. Karena, tegas dia, permasalahan stunting tidak hanya selesai di tahun 2024, namun juga stunting menjadi permasalahan yang harus dituntaskan bersama. (San)
Tags
Provinsi Kalteng