![]() |
Pantangan Dilanggar, Teror Dimulai. Foto/Net |
POSSINDO.COM, Ragam -Singsot resmi tayang di bioskop mulai 13 Maret 2025. Film horor ini diangkat dari film pendek bertajuk sama yang rilis pada 2016 karya Wahyu Agung Prasetyo, sutradara yang juga menggarap Tilik.
Film ini mengisahkan teror yang menimpa seorang bocah dan sebuah desa setelah ada pantangan yang dilanggar, yakni bersiul kala malam hari.
Singsot merupakan film horor yang
diangkat dari film pendek bertajuk sama rilisan 2016 karya Wahyu Agung
Prasetyo. Film tersebut menjadi pemenang Film Terbaik di Fiagra Horror Film
Festival 2016 dan official selection Jogja-Netfpac Asian Film Festival 2016.
Kali ini, Wahyu kembali menjadi sutradara dan penulis dari film panjang
Singsot. Dalam penulisan naskah, ia dibantu oleh Vanis.
Singsot merupakan film panjang pertama Wahyu setelah sebelumnya banyak terlibat
dalam film-film pendek. Salah satu film pendek karya Wahyu adalah Tilik yang
sempat viral pada 2018. Selain itu, ia juga membuat film pendek Anak Lanang
pada 2018.
Tilik yang kemudian diangkat menjadi serial pada 2023 juga dibintangi oleh Siti
Fauziah sebagai Bu Tejo yang gemar bergosip. Kali ini, Siti kembali membintangi
proyek Wahyu meski kini dalam genre horor.
Berikut sinopsis Singsot.
Ipung (Ardhana Jovin Aska Haryanto) merupakan bocah 13 tahun yang tinggal
bersama kakek dan neneknya di sebuah desa di kawasan Yogyakarta. Ia mengikuti
jejak para pria dewasa di kampung tersebut yang gemar akan burung perkutut.
Namun Ipung belum bisa mendapatkan dan memelihara burung perkutut sendiri
lantaran dirinya masih belum baligh. Maka dari itu, Ipung hanya ikut Mbah
Lanang (Landung Simatupang) saat merawat dan memperhatikan caranya.
Dalam merawat burung perkutut apalagi untuk dijadikan lomba, pemilik biasanya
mengajak burung perkututnya bernyanyi dengan cara bersiul. Namun ada mitos yang
menyertai hobi tersebut, yakni orang tua percaya bahwa bersiul kala petang dan
malam itu bisa mendatangkan bala.
Ipung yang masih bocah dan sedang gemar akan burung perkutut pun bersiul kala
petang. Akibatnya, ia diomeli oleh Mbah Wedok (Sri Isworowati). Ipung
sebenarnya skeptis dengan mitos itu. Menurutnya, itu cuma cara neneknya untuk
menghentikan dirinya bersiul.
Mbah Wedok juga mengeluhkan hal itu ke Mbah Lanang dan mengingatkan kakek soal
tragedi yang pernah terjadi di desa mereka dulu kala. Mbah Lanang yang baru
ingat tragedi itu berjanji akan membicarakan pantangan tersebut dengan Ipung.
Mbah Lanang pun menepati janjinya dengan membahas pantangan itu dengan Ipung.
Demi Ipung bisa lebih menerima, Mbah Lanang bahkan memberikan mainan peluit
berbentuk burung perkutut. Ipung pun girang mendapatkan 'burung' pertamanya
itu.
Namun sayangnya siulan Ipung kala malam itu sudah mulai membuahkan kesulitan.
Suatu kali, dirinya mulai mengalami keganjilan yang dimulai dengan sebuah mimpi
buruk. Ipung pun terbangun dengan kaget. Semula Ipung hanya menganggap itu
sebagai mimpi buruk, tapi entah mengapa perasaannya mulai terasa tak enak.