Presiden AS
Donald Trump menunjukkan daftar negara-negara dengan besar tarif yang dikenakan. Foto/EPA-EFE/KENT
NISHIMURA/POOL
POSSINDO.COM,
Ekonomi - Presiden Amerika Serikat
Donald Trump disebut menetapkan tarif impor sebesar 32 persen terhadap produk
Indonesia.
"Trump mengatakan AS akan memberlakukan tarif impor 32 persen pada
Indonesia," demikian laporan Reuters, Selasa (8/7).
Indonesia disebut sebagai satu dari 14 negara yang disurati Trump, soal tarif
impor terbaru AS. Sebelumnya, Trump telah mengumumkan tarif impor terhadap dua
negara sekutunya yakni Jepang dan Korea Selatan.
Selain Indonesia, sejumlah negara yang juga disurati Trump antara lain
Malaysia, Laos, Myanmar, Kamboja, Thailand, Serbia, Bangladesh, Bosnia,
Kazakhstan, Afrika Selatan, dan Tunisia.
Tarif baru ini akan berlaku mulai 1 Agustus mendatang. Pemberlakuan tarif ini
mundur dari waktu sebelumnya, yang seharusnya berlaku mulai 9 Juli ini.
"Jika karena alasan apa pun Anda memutuskan untuk menaikkan tarif, maka
berapa pun jumlah yang Anda pilih, akan ditambahkan ke 25 persen yang kami
kenakan," demikian isi surat Trump untuk pemimpin Jepang dan Korea
Selatan, yang ia unggah ke Truth Social.
Tarif impor terbaru yang ditetapkan Trump atas Korsel, sama dengan yang
sebelumnya diumumkan pada April lalu. Sementara tarif impor untuk Jepang naik
satu poin lebih tinggi dari yang pertama kali diumumkan.
Sejauh ini baru dua negara yang telah berhasil melakukan negosiasi tarif impor
dengan AS, yakni Inggris dan Vietnam.
Penetapan tarif impor produk RI sebesar 32 persen, sama seperti yang diumumkan
Trump pada April lalu.
Alasan tarif timbal balik 32 persen untuk Indonesia dapat ditelusuri dari
neraca perdagangan antara AS dan RI. Menurut grafis yang dirilis Reuters, Kamis
(3/4), Indonesia menjadi salah satu negara dengan neraca perdagangan yang
negatif (defisit) di mata AS.
Artinya, nilai impor AS dari Indonesia lebih besar dibanding nilai ekspor AS ke
Indonesia. Menurut data Gedung Putih yang ditampilkan grafis itu, neraca perdagangan
itu minus US$18 miliar.
Hal itu menjadi salah satu landasan utama AS memasang tarif timbal balik yang
cukup tinggi kepada Indonesia.
Sumber :
cnnindonesia.com