POSSINDO.COM, PULANG PISAU – Praka Joko Purnomo, putra asal Kelurahan Bereng, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, yang berhasil menembus kerasnya seleksi Komando Pasukan Khusus (Kopassus), pasukan elit TNI AD. Saat ini, ia berdinas di Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung, sebagai pelatih Pendaki Serbu dan Selam Militer.
Kepada media Possindo.com, Joko yang merupakan anak dari pasangan M. Rosidi dan Elok Ratnaningrum menceritakan jalan panjangnya hingga bisa menembus satuan baret merah, Kopassus.
Joko mengungkapkan jika sedari kecil, ia dibentuk dengan nilai kedisiplinan dan tanggung jawab dari kedua orang tuanya.
Semua berawal ditahun 2013, dimana ia mengikuti seleksi TNI AD dari perwakilan Kodim Kapuas di Korem Panjung-Panjung Palangka Raya hingga berlanjut di Rindam XII/ Tanjungpura di Kalimantan Barat, dan berhasil lulus dengan peringkat pertama dari 300 peserta.
Usai pendidikan dasar dan kecabangan di angkatan darat, ia kembali bertekad ingin bergabung dengan pasukan baret merah Kopassus. Ketika seleksi dibuka, ia kemudian mendaftar seleksi internal AD yang tesnya sangat begitu ketat.
Usai pendidikan dasar dan kecabangan di angkatan darat, ia kembali bertekad ingin bergabung dengan pasukan baret merah Kopassus. Ketika seleksi dibuka, ia kemudian mendaftar seleksi internal AD yang tesnya sangat begitu ketat.
Saat ini banyak peserta dan rekan-rekannya yang gagal pada tahap kesegaran jasmani dan psikologi, namun karena latihan keras dan motivasi yang kuat, Joko akhirnya berhasil lolos dan resmi menjadi anggota Kopassus pada tahun 2015.
Kepada generasi muda di Kalteng khususnya di Pulang Pisau yang ingin masuk satuan militer, terkhusus jadi bagian Kopassus. Joko berpesan untuk mempersiapkan fisik secara mandiri, mulai dari lari, renang, hingga penguatan otot.
“Justru dari kesederhanan itulah kami membiasakan Joko untuk memiliki tekad kuat demi mengejar cita-cita,” ungkap Ratna Ningrum.
Menjadi Pelatih di Group I Kopassus, Banten
Usai berhasil lolos seleksi Kopasus tahun 2015. Ia lalu menjalani pendidikan Dikmata selama 3 bulan, kecabangan 2 bulan, komando 7 bulan, para dasar 1 bulan dan spesialis 2 bulan. Hingga ditempatkan di Grup I Kopassus Serang-Banten.
Setelah berdinas di Kopassus lebih dari 10 tahun. Joko Purnomo menyandang pangkat Prajurit Kepala (Praka) dan dipercaya menjadi Pelatih Pendaki Serbu dan Selam Militer, dua keahlian yang menjadi bagian dari kemampuan tempur pasukan khusus, Kopasus di Pusdiklatpassus Serang-Banten.
Kini, dirinya tak hanya melatih teknik tempur, tapi juga membentuk karakter dan mentalitas para calon prajurit elit. Ia menekankan bahwa pembentukan mental tidak bisa instan, tapi harus dilatih sejak dini.
Kepada generasi muda di Kalteng khususnya di Pulang Pisau yang ingin masuk satuan militer, terkhusus jadi bagian Kopassus. Joko berpesan untuk mempersiapkan fisik secara mandiri, mulai dari lari, renang, hingga penguatan otot.
Selain itu, ia juga menyarankan agar membiasakan belajar menghadapi tes psikologi dengan memanfaatkan buku dan sumber di internet.
“Jangan tunggu dibimbing. Kalau sudah punya niat jadi prajurit, mulai latih diri sendiri sejak sekarang,” tegas Joko.
“Jangan tunggu dibimbing. Kalau sudah punya niat jadi prajurit, mulai latih diri sendiri sejak sekarang,” tegas Joko.
Kisahnya menjadi bukti bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, siapa pun bisa mencapai mimpi, bahkan menjadi bagian dari pasukan elit sekelas Kopassus.
Berasal dari keluarga Sederhana
Elok Ratna Ningrum (56) thn, Ibu dari Joko Pornomo yang kini berhasil menjadi Pelatih di Satuan Elit Pasukan baret Merah, Kopasus saat dibincangi awak Possindo mengaku jika mereka berasal dari keluarga yang sederhana. Bahkan suaminya bekerja di depo pengisian air isi ulang di Pulang Pisau.
“Justru dari kesederhanan itulah kami membiasakan Joko untuk memiliki tekad kuat demi mengejar cita-cita,” ungkap Ratna Ningrum.
Dirinya menyampaikan jika sejak kecil Joko memang dikenal punya citra yang positif dan pantang manyerah. Sehingga kedua orang tuanya memang yakin modal tersebut bisa membawa anaknya sukses dikemudian hari.
"Pertama kali mendaftar di TNI, Joko itu tidak lulus karena umurnya saat itu dianggap masih muda, masih 18 tahun. Nah kegagalan pertama itu justru ia dijadikan kesempatan itu untuk latihan dan belajar. Sehingga saat pendaftaran kembali buka ia sudah siap dan alhamdulilah lulus,” ujar Ratna Ningrum.
Penulis : Samsul
Editor : Dedy
"Pertama kali mendaftar di TNI, Joko itu tidak lulus karena umurnya saat itu dianggap masih muda, masih 18 tahun. Nah kegagalan pertama itu justru ia dijadikan kesempatan itu untuk latihan dan belajar. Sehingga saat pendaftaran kembali buka ia sudah siap dan alhamdulilah lulus,” ujar Ratna Ningrum.
Penulis : Samsul
Editor : Dedy
Tags
Pulang Pisau