Bakmi Jawa Lestari : Hadirkan Aneka Makanan Dengan Cita Rasa Jogja di Pulang Pisau

Pemilik Warung Makan Bakmie Jawa Lestari ( Lambang) saat berfoto bersama karyawan di depan warung makan. Kebersamaan dan semangat menjaga cita rasa khas Yogyakarta menjadi kunci usaha kuliner ini di Pulang Pisau. Foto/Andika

PULANG PISAU- Di Kota Pulang Pisau, tepatnya di Jalan Oberlin Metar- hadir warung makan baru dengan nama Bakmi Jawa Lestari. warung makan tersebut menghadrikan berbagai kuliner lezat dengan rasa berbeda, kental akan filosofi dan nuansa budaya Yogyakarta di tanah perantauan.

Pemilik warung makan adalah Lambang Suncoko. Pria berusia 44 tahun yang juga PNS dengan latar belakang apoteker Kepada Possindo dirinya mengaku tak pernah menyangka hobinya memasak akan berkembang menjadi usaha kuliner rasanya cocok di lidah warga Pulang Pisau.

“Awalnya cuma coba-coba masak lalu saya bagikan hasil masakan ke teman-teman di Pulpis dan mereka bilang enak. Dari situlah muncul ide memperkenalkan masakan khas Yogyakarta di sini, karena waktu itu belum ada yang seperti ini.” ujarnya Lambang.

Nama “Lestari” yang digunakan usahanya ternyata memiliki makna sentimental. Nama itu diberikan oleh ibunya, sebagai doa agar usaha ini bisa berjalan panjang dan membawa kebaikan. Sejak itu, Lambang bertekad menghadirkan cita rasa dan suasana Jogja di Pulang Pisau.


Filosofi Sabar di Balik Tungku Arang

Lambang Suncoko, pemilik Bakmie Jawa Lestari, tengah memasak bakmie menggunakan tungku arang di warungnya, Jalan Oberlin Metar, Pulang Pisau. Cara tradisional ini menjadi ciri khas yang menjaga cita rasa autentik khas Yogyakarta. Foto/Andika

Keistimewaan warung Bakmi Lestari yang ia dirinya rupanya bukan hanya khas pada pilihan menunya saja, tetapi juga cara memasaknya. dikatakan Lambang semua bakmie dan menu yang mereka suguhkan dimasak tradisional menggunakan tungku arang, bukan kompor gas.

Metode tradisional ini memang lebih lama, tapi menghasilkan aroma smokey yang khas dan rasa bumbu yang lebih meresap.

“Di Jogja, masak itu ada filosofinya. Kita belajar sabar. Mie dimasak satu per satu, pakai tungku, dan pelanggan bisa melihat langsung prosesnya,” tutur Lambang.

Awalnya, beberapa pelanggan sempat mengeluh karena harus menunggu. Namun lama-kelamaan, mereka justru menikmati proses tersebut. “Sekarang malah banyak yang bilang senang bisa lihat langsung mie-nya dimasak, karena terasa lebih personal dan hangat,” tambahnya.

Menu Khas Jogja di Pulang Pisau

Aneka Menu Bakmie Jawa Lestari yang dimasak dengan tungku arang. Aroma khas dan cita rasa gurih manisnya menghadirkan sensasi kuliner autentik Yogyakarta di Pulang Pisau. Foto/Andika

Menu di Lalapan dan Bakmie Jawa Lestari beragam, semuanya berpijak pada cita rasa khas Yogyakarta.

Beberapa menu favorit pelanggan antara lain:
Bakmie Jawa Goreng, Bakmie Godok (rebus), Lalapan Prasmanan dengan berbagai lauk dan sambal, seperti sambal bawang, sambal tomat, dan sambal lombok ijo
Wedang Serai dan Wedang Uwuh sebagai minuman penghangat tubuh

Harga menunya bersahabat, antara Rp20.000 hingga Rp26.000 per porsi. Dalam sehari, warung ini melayani sekitar 60 pelanggan, angka yang cukup stabil sejak awal berdiri.

Lalapan disajikan secara prasmanan, sementara semua hidangan disajikan dengan piring jadul khas Jogja, menghadirkan kesan nostalgia dan kehangatan di setiap suapan.

Rahasia di Balik Resep


Seluruh resep di warung Bakmi Jogya dikatakan Lambang merupakan hasil eksperimen pribadinya. Ia butuh waktu berbulan-bulan untuk menemukan kombinasi bumbu yang pas.

“Setiap kali coba resep baru, saya bagikan ke teman-teman. Dari komentar mereka, saya pelan-pelan perbaiki. Sampai akhirnya ketemu rasa yang menurut saya benar-benar ‘Jogja banget’,” ungkapnya.

Menurut Lambang, rahasia masakan khas Jogja terletak pada keseimbangan rasa manis, gurih, dan lembut.

“Cita rasa Jogja itu tidak terlalu kuat, tapi meninggalkan kesan. Ada rasa manis yang khas, tapi tetap gurih dan ringan di lidah,” ujarnya.

Kesederhanaan yang Menguatkan Citra


Meski terbilang baru, Bakmie Jawa Lestari sudah memiliki pelanggan tetap. Mereka datang bukan hanya karena makanannya enak, tapi karena suasana dan keramahan khas Jogja yang terasa dalam pelayanan.

Lambang percaya bahwa kesederhanaan adalah kunci. “Yang penting konsisten. Kalau rasanya sudah pas, jangan diubah-ubah. Orang datang karena keaslian rasa, bukan kemewahan tempat,” katanya.

Selain menjaga rasa, ia juga menanamkan nilai-nilai budaya Yogyakarta dalam pelayanan. “Orang Jogja itu halus dan sabar. Itu juga yang saya terapkan di sini. Kita melayani pelanggan dengan hati,” ujarnya.

Tantangan dan Inovasi

Sejumlah pelanggan menikmati hidangan di Warung Lalapan dan Bakmie Jawa Lestari, Jalan Oberlin Metar, Pulang Pisau. Suasana hangat dan cita rasa khas Yogyakarta menjadi daya tarik utama warung ini. Foto/Andika

Di awal perjalanan, Lambang menghadapi banyak tantangan. Selain menyesuaikan pelanggan dengan proses masak tradisional, ia juga perlu beradaptasi dari dunia kerja formal ke dunia usaha yang dinamis.

Namun, ia bersyukur mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah yang aktif membantu pelaku UMKM Pulang Pisau. “Saya berterima kasih pada pemerintah yang sudah memberikan support luar biasa. Harapan saya, semoga UMKM di Pulang Pisau bisa terus berkembang dan maju bersama,” tuturnya.

Ke depan, Lambang berencana menghadirkan variasi bumbu dan menu baru agar pelanggan tetap tertarik tanpa meninggalkan ciri khas Jogja. Ia ingin mengembangkan cita rasa tradisional ke arah yang lebih modern, namun tetap mempertahankan filosofi dan kehangatan yang sama.

Selain itu, ia juga membuka layanan pesanan dan katering, agar kuliner khas Yogyakarta bisa menjangkau lebih banyak orang di Kalimantan Tengah. Pemesanan dapat dilakukan melalui nomor 0853 8937 5775.

Lebih dari Sekadar Kuliner


Bagi Lambang, Lalapan dan Bakmie Jawa Lestari bukan sekadar bisnis, melainkan wadah untuk melestarikan budaya. Melalui makanan, ia ingin mengenalkan nilai-nilai kehidupan khas Yogyakarta, kesabaran, kehangatan, dan kebersamaan.

“Masak itu bukan cuma soal rasa, tapi soal perasaan. Kalau dimasak dengan hati, orang yang makan pasti bisa merasakannya,” tutupnya dengan senyum.

Warung kecil di pinggir Jalan Oberlin Metar ini mungkin tampak sederhana. Namun di balik setiap mangkuk bakmie dan piring lalapan, tersimpan kisah tentang tekad, cinta terhadap budaya, dan semangat untuk berbagi rasa.

Di sanalah makna sejati dari nama Lestari hidup abadi, mengalir, dan terus membawa kebaikan dari satu meja makan ke meja makan berikutnya.

📍 Alamat: Jalan Oberlin Metar, Pulang Pisau
⏰ Jam buka: Senin–Sabtu, 10.00–21.00
📞 Pemesanan: 0853 8937 5775
💬 Motto: “Konsistensi dan cita rasa adalah kunci kelestarian.”

Penulis : Andika
Editor : Dedy
Grafis : Rohit

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال