
Ilustrasi lintasan komet 3I/ATLAS yang menarik perhatian publik pada Oktober 2025.Foto/tirto.id/Wikimedia
POSSINDO.COM, Ragam - Dunia
maya tengah ramai membicarakan kemunculan komet raksasa bernama 3I/ATLAS, objek
langit yang datang dari luar tata surya. Foto-foto dan animasi orbitnya viral
di media sosial, memicu rasa takjub sekaligus kekhawatiran warganet: akankah
komet ini berpotensi menabrak Bumi?
Namun para ahli memastikan, komet 3I/ATLAS tidak berbahaya
sama sekali. "Ini bukan asteroid yang berpotensi tabrakan. Ia hanya lewat,
melintas tata surya kita satu kali sebelum kembali ke ruang antarbintang,"
ujar Prof. Thomas Djamaluddin, Peneliti Ahli Utama BRIN bidang Astronomi dan
Astrofisika, saat dihubungi detikINET.
Komet dengan kode lengkap 3I/ATLAS pertama kali terdeteksi
pada 1 Juli 2025 oleh teleskop Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System
(ATLAS) di Chile, proyek yang didanai NASA.
Penamaannya punya arti khusus: angka 3 menandakan bahwa ini
adalah objek antarbintang ketiga yang pernah ditemukan, setelah ʻOumuamua
(2017) dan Borisov (2019). Huruf I berarti interstellar-berasal dari luar tata
surya.
Menurut Prof. Thomas, orbit komet ini berbentuk hiperbolik,
bukan elips seperti komet biasa. "Artinya, ia tak terikat oleh gravitasi
Matahari dan hanya 'menerobos' tata surya kita. Ini bukti kuat asalnya dari
sistem bintang lain," jelasnya.
Secara fisik, 3I/ATLAS benar-benar luar biasa. Koma-awan gas
dan debu di sekitar inti esnya-mencapai 25.000 kilometer, sekitar dua kali
diameter Bumi.
Pengamatan James Webb Space Telescope (JWST) bahkan
menunjukkan koma gas CO₂-nya bisa membentang hingga 700.000 kilometer, atau
setengah diameter Matahari.
"Ukuran ini membuat 3I/ATLAS jauh lebih masif daripada
ʻOumuamua dan Borisov, setidaknya seribu kali lipat," ungkap Prof. Thomas
mengutip hasil studi Harvard.
Komet 3I/ATLAS melesat dengan kecepatan sekitar 215.000
km/jam, salah satu yang tercepat yang pernah diamati. Titik terdekatnya dengan
Matahari (perihelion) terjadi akhir Oktober 2025, di dalam orbit Mars, sekitar
1,8 AU dari Bumi.
"Lintasannya aman. Jarak minimumnya dari Bumi tetap
jauh, jadi tidak ada potensi tabrakan," tegas Prof. Thomas.
Misi luar angkasa seperti Mars Express, ExoMars Trace Gas
Orbiter, dan Juice (ESA) bahkan memanfaatkan momen ini untuk melakukan
pemantauan jarak jauh.
Meski viral di internet, mengamati 3I/ATLAS secara langsung
tidak mudah. Pada Oktober-November 2025, posisinya terlalu dekat dengan arah
Matahari. Namun mulai Desember, komet ini dapat terlihat di rasi Virgo dan Leo,
meski hanya lewat teleskop.
"Ini momen langka untuk menyaksikan tamu sejati dari
luar tata surya," kata Prof. Thomas.