POSSINDO.COM, Nasional -Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menolak makan siang gratis program pasangan nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming memakai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Kepala Bidang Advokasi Guru P2G Iman Zanatul Haeri mengatakan sebagian besar dana BOS selama ini digunakan untuk membayar gaji guru dan tenaga pendidik honorer.
"Ini sama saja dengan memberi makan gratis siswa dengan cara mengambil jatah makan para gurunya. Sebab ada guru honorer yang hanya mengandalkan dana BOS," ucap Iman dalam keterangan resmi, Sabtu (2/3).
Iman mengatakan P2G berharap gizi anak Indonesia terpenuhi. Akan tetapi, ia menekankan bahwa para guru juga harus mendapatkan asupan gizi.
Menurutnya, dana BOS diutak-atik untuk program makan siang gratis berpotensi tidak menyejahterakan guru dan memajukan pendidikan Indonesia. Ia menyebut program makan siang gratis tak berhak menyedot Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Apalagi kalau harus menanggung beban makan siang gratis. Kita perlu mendiskusikan ini secara serius ketika presiden terpilih nanti sudah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU)," ujarnya.
Iman mewanti-wanti kondisi dana BOS dari pemerintah pusat yang selalu turun setiap tahunnya. Ia mencontohkan pada 2022 ke 2023, di mana dana BOS disebut berkurang hingga Rp539 miliar.
Dengan tren dana BOS yang selalu turun, ia menyebut usulan makan siang gratis dibiayai dari pos ini dianggap malah menambah persoalan. Alih-alih menyukseskan makan siang gratis, sekolah malah tidak bisa membiayai apapun.
"Artinya, untuk sepiring nasi anak sekolah seharga Rp15 ribu saja pemerintah belum bisa memenuhinya. Jadi, tidak bisa diambil dari anggaran BOS yang jelas-jelas kurang," katanya.
Menko Airlangga tidak mengamini langsung usul tersebut. Namun, ia mengindikasikan bahwa dana BOS memang dimungkinkan untuk mendanai program Prabowo-Gibran tersebut.
Sumber : cnnindonesia.com