Jim Simons Investor, Miliarder, Matematikawan, dan Dermawan Meninggal Dunia pada Jumat (10/5/2024) di New York City. Ia meninggal di usia 86 tahun. Foto/news.stonybrook.ed |
Jim diketahui merupakan orang yang cinta dengan matematika sejak usia dini. Jim
Simons kerap menjalani hidupnya menggunakan ilmu berhitung di berbagai aspek.
Semasa hidupnya, model matematika dan statistika ia gunakan dalam melihat
peluang investasi.
Lahir di Newton, Massachusetts pada 1938, Simons memperoleh gelar matematika di
Massachusetts Institute of Technology. Ia menyelesaikan pendidikan doktoral
matematika di University of California, Berkeley.
Simons sempat mengajar di MIT dan Universitas Harvard. Kemudian, melanjutkan
karir mengajarnya di Institute for Defense Analyses di Princeton, New Jersey.
Di sana, ia bekerja sebagai pemecah kode untuk National Security Agency.
Menurut yayasannya, pada tahun 1968, ia dipecat dari institut tersebut karena
menentang Perang Vietnam. Selanjutnya, ia bergabung dengan Universitas Stony
Brook sebagai kepala departemen matematika.
Setelah keluar dari dunia akademis pada tahun 1970-an, ia membangun hedge fund
atau kemitraan keuangan yang menggunakan berbagai strategi demi memaksimalkan
pengembalian bagi investor mereka di bawah nama Renaissance Technologies pada
tahun 1982. Kemitraan tersebut membantu merintis investasi kuantitatif, strategi
pasar menggunakan model matematika, dan statistika untuk mengidentifikasi
peluang investasi.
"Dalam melihat pola harga, saya dapat melihat bahwa ada sesuatu yang dapat
kita pelajari di sini dan ada cara untuk memprediksi harga secara matematis dan
statistik," kata Simons di podcast Numberphile.
Simons merupakan pendiri hedge fund Renaissance Technologies, yang membantu
memelopori investasi kuantitatif, sebuah strategi pasar yang mengandalkan model
matematika dan statistik untuk mengidentifikasi peluang investasi. Di kemudian
hari, Simons menjadi donor politik dan dermawan.
Yayasan tersebut menyumbangkan dananya untuk penelitian autisme. Selain itu,
The Simons Foundation juga memberikan hibah untuk pendidikan, penelitian sains,
dan matematika.
Setahun sebelum meninggal, yayasan Simons menyumbangkan US$ 500 juta untuk
Stony Brook. Berdasarkan Simons Foundation, Stony Brook merupakan hadiah tak
terbatas terbesar untuk universitas Amerika dalam sejarah.
Sumber : detik.com