![]() |
Kepala BPS Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti.Foto/Gede |
POSSINDO.COM, Palangka Raya - Provinsi Kalimantan Tengah mencatat inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 1,33 persen pada Maret 2025, lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu (2,72 persen). Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat sebesar 107,37. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sukamara sebesar 2,27 persen, sementara terendah di Sampit sebesar 0,93 persen.
Inflasi y-on-y dipicu oleh kenaikan harga di sebagian besar kelompok pengeluaran, terutama pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (7,28%), makanan-minuman-tembakau (2,90%), pendidikan (2,23%), serta pakaian dan alas kaki (1,98%). Sementara deflasi tercatat pada kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga (-4,32%), transportasi (-0,50%), dan informasi-komunikasi-jasa keuangan (-0,13%).
Secara month-to-month (m-to-m), inflasi Maret 2025 tercatat 1,71 persen, naik dari 0,66 persen pada Maret 2024. Andil terbesar terhadap inflasi bulanan berasal dari tarif listrik (1,30%), cabai rawit (0,15%), dan bawang merah (0,08%).
Kepala BPS Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, menjelaskan bahwa lonjakan tarif listrik menjadi penyumbang utama inflasi bulanan. "Peningkatan andil tarif listrik sebesar 1,30 persen ini merupakan dampak dari kembali normalnya tarif listrik yang sebelumnya mendapatkan subsidi atau diskon tarif tertentu. Kenaikan ini memberikan tekanan besar pada indeks pengeluaran rumah tangga," ujar Agnes.
Komoditas yang dominan mendorong inflasi y-on-y antara lain emas perhiasan (0,33%), ikan gabus (0,26%), sigaret kretek mesin (0,19%), dan cabai rawit (0,19%). Sebaliknya, tarif listrik (-0,61%), daging ayam ras (-0,17%), dan angkutan udara (-0,15%) memberikan andil deflasi terbesar.(Gede)