Kopdes Merah Putih Lirik Talenta Pensiun Dini dari Bank BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir/Dok.Ant

POSSINDO.COM, Ekonomi – Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa pegawai bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang akan memasuki masa pensiun dini dipertimbangkan untuk mengisi posisi manajerial dalam program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi pengembangan koperasi berbasis potensi lokal.

“BUMN menawarkan opsi bagi pegawai Himbara yang pensiun dalam satu atau dua tahun ke depan untuk terlibat sebagai manajer di koperasi desa, tentunya bila ada kesempatan dan kebutuhan,” ujar Erick dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa (20/5).

Menurut Erick, pengelolaan SDM yang baik menjadi kunci keberhasilan Kopdes Merah Putih. Ia menyebut, model koperasi akan disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan daerah, seperti koperasi simpan pinjam, pertanian, peternakan, atau distribusi pupuk.

“Koperasi simpan pinjam pasti ada, tapi bisa juga bentuk lainnya tergantung kebutuhan lokal. Bisa koperasi untuk padi, ayam, atau sektor lainnya, yang jelas bukan dijalankan secara individu,” jelasnya.

Saat ini, proyek Kopdes Merah Putih masih berada dalam tahap pengembangan. Pemerintah menargetkan peluncuran 80 koperasi sebagai proyek percontohan hingga akhir tahun ini, sekaligus menjadi ajang uji coba model bisnis.

“Kemarin sudah diputuskan bahwa target awalnya adalah 80 model percontohan, ini yang sedang dimatangkan,” kata Erick.

Peran BUMN dalam program ini, lanjutnya, bersifat mendukung. Bank-bank Himbara akan menjadi penyedia plafon pembiayaan, bukan pemberi dana hibah. Selain itu, BUMN juga akan memberikan pendampingan dalam aspek manajerial bila dibutuhkan.

“Kita bukan menyalurkan dana yang hilang begitu saja, tapi menjadi bagian dari sistem pendukung. Kalau perlu, kita bantu tata kelola manajemennya,” tegas Erick.

BUMN juga siap membantu koperasi dalam pengalihan agen, misalnya untuk distribusi pupuk. Namun, ia menekankan perlunya pemetaan menyeluruh agar tidak terjadi tumpang tindih dengan agen yang sudah ada di wilayah tertentu.

“Saya sudah minta dicek petanya, jangan sampai nanti agen pupuk numpuk di satu daerah,” katanya.

Terkait jaminan risiko, Erick menyebut adanya wacana melibatkan PT Askrindo sebagai penjamin, namun hal itu masih dalam tahap usulan dan belum dibahas secara resmi.

Ia juga menyampaikan bahwa bila terjadi kegagalan usaha koperasi, salah satu opsi mitigasi risiko yang sedang dipertimbangkan adalah pemotongan bertahap dari dana desa.

“Desa juga harus punya rasa tanggung jawab agar koperasinya berhasil. Tapi kalau pun gagal, mungkin bisa dikompensasi lewat pemotongan dana desa secara bertahap,” ucapnya.

Erick memastikan koordinasi lintas kementerian terus berjalan, dan sinkronisasi program ditargetkan rampung dalam satu bulan ke depan sebelum tahap implementasi dimulai.


Sumber : cnnindonesia.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال