![]() |
Kegiatan Pelatihan Konseling Menyusui Tingkat Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2025. Foto/IST |
POSSINDO.COM, Palangka Raya, 4 Agustus 2025 – Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau bekerja sama dengan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi Kalimantan Tengah menggelar Pelatihan Konseling Menyusui Tingkat Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2025. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Pertemuan Bapelkes Kalteng, Palangka Raya ini dijadwalkan berlangsung selama lima hari.
Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau, dr. Pande Putu Gina, serta dihadiri oleh Kepala Bapelkes Provinsi Kalimantan Tengah, Idayati, SST, M.A.P.. Sebanyak 20 tenaga kesehatan dari 12 puskesmas di wilayah Kabupaten Pulang Pisau ikut serta dalam kegiatan ini.
Bekali Tenaga Kesehatan Jadi Konselor Menyusui
Pelatihan dilakukan dengan metode kombinasi, yaitu tatap muka di kelas dan praktik lapangan. Peserta akan dibekali pengetahuan serta keterampilan sebagai konselor menyusui yang kompeten untuk mendampingi ibu-ibu menyusui di fasilitas kesehatan masing-masing.
Sebagai informasi, ASI eksklusif adalah pemberian hanya air susu ibu kepada bayi sejak lahir hingga usia enam bulan tanpa tambahan makanan atau minuman lain, kecuali obat atau vitamin tertentu. Program ini menjadi strategi nasional untuk memperbaiki gizi masyarakat, khususnya ibu dan anak.
Dukungan ASI Eksklusif Sangat Penting

Kepala Dinas Kesehatan Pulang Pisau, dr. Pande Putu Gina

Dalam sambutannya, dr. Pande Putu Gina menekankan pentingnya dukungan semua pihak terhadap keberhasilan program ASI eksklusif. Ia menyebut menyusui bukan hanya tugas seorang ibu, melainkan perlu dukungan dari suami, keluarga, serta tenaga kesehatan terlatih.
“Konselor menyusui berperan penting dalam memberikan informasi, dukungan, dan bimbingan kepada ibu. Mereka membantu mengatasi tantangan yang dihadapi serta meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam menyusui,” jelasnya.
Lebih lanjut, dr. Pande menegaskan bahwa meningkatnya cakupan ASI eksklusif sangat berkontribusi dalam menekan angka stunting dan kematian bayi.
“ASI eksklusif enam bulan pertama berperan besar dalam pembentukan daya tahan tubuh bayi dan mendukung tumbuh kembangnya secara sehat. Ini salah satu langkah penting mencegah stunting sejak dini,” tambahnya.(Lipsus)