Bakso Banyu Langit: Cita Rasa Solo di Tengah Pulang Pisau

Rumah Makan Bakso Banyu Langit, Salah satu tempat makan favorit pecinta bakso di Pulang Pisau. Foto/Andika

PULANG PISAU - Di Jalan Pananjung Tarung dekat Bundaran Nelayan, berdiri sebuah rumah makan Bakso sederhana namun ramai pengunjung. Namanya unik: Bakso Banyu Langit. Dari luar, bangunannya cukup mencolok, berada persis dipinggir jalan. 

Begitu masuk, aroma kaldu daging langsung menyambut hangat, seolah memanggil siapa pun untuk duduk dan menyuap sesendok makanan kuah khas Solo- Kuliner Jawa tengah.

Pemiliknya Joko- mungkin tak pernah membayangkan bahwa satu keputusan berani di masa sulit akan mengubah hidupnya. Pria berusia 47 tahun ini dulunya bekerja di perusahaan alat berat di Pelaihari, Kalimantan Selatan. Namun pandemi Covid-19 memaksanya pulang dengan tangan kosong.

“Saya sempat kerja di bengkel, tapi hati ini resah terus. Akhirnya saya ingat pengalaman jualan bakso bersama saudara di Sumatra. Dari situlah semua mulai.” ujar Pak Joko saat ditemui jurnalis Possindo.com saat di rumah makannya.


Pak Joko, Owner dari Bakso Banyu Langit Pulang Pisau. Foto/Andika

Dengan modal tersisa Rp480 ribu, uang yang bagi sebagian orang hanya cukup untuk belanja seminggu-Pak Joko menyewa tempat kecil di simpang tiga Bundaran Buah. Hari pertama jualan, ia hanya meraih omzet Rp180 ribu. Uangnya langsung habis dibelikan lampu untuk penerangan. Belanja ke pasar ia tempuh dengan berjalan kaki. Ia dan keluarganya tinggal di ruko sewaan mungil, tidur berdampingan dengan harapan yang belum jelas arahnya.

Namun pelan-pelan, usaha itu tumbuh. Di akhir 2021, Pak Joko bisa membeli tanah sendiri. Seorang pelanggan yang juga pemilik toko material bahkan membantunya membangun ruko dengan sistem cicilan. Kini, rumah makan bakso tersebut berdiri kokoh, tidak hanya menjadi tempat makan, tapi juga simbol perjuangan yang ia namakan Bakso Banyu Langit.


Cita Rasa Solo yang Tidak Luntur


Kuah Khas Solo-Jawa tengah diusung oleh Rumah Makan Bakso Banyu Langit. Foto/Andika

Mengusung tema masakan khas Solo, Bakso Banyu Langit menghadirkan menu andalan seperti mie ayam, bakso, dan sop tulang sapi. Tiga menu ini memiliki banyak varian, namun semuanya menjaga benang merah: rasa khas Solo yang kaya rempah namun tetap ringan di lidah.

“Saya jaga betul rasa kuahnya. Banyak pelanggan yang bilang berbeda dari bakso kebanyakan di Kalimantan. Memang, bakso Solo punya karakter sendiri,” jelas Pak Joko.


Bahan-bahan untuk menu mereka dibeli dari pasar lokal. Pak Joko sengaja memilih komoditas daerah agar tetap bisa mendukung ekonomi sekitar sambil menjaga kualitas rasa.

Yang paling laris? Bakso, tentu saja. Dalam sehari, ratusan porsi bisa ludes terutama saat jam makan siang. Harganya pun bersahabat, berkisar antara Rp12 ribu hingga Rp35 ribu.


Lebih dari Sekadar Rumah Makan



Tim Sepak bola Banyu Langit FC, tim asuhan dari Rumah Makan bakso banyu langit. Foto/IST

Tak banyak yang tahu, nama “Banyu Langit” diambil dari lagu mendiang Didi Kempot-seorang seniman campursari yang dikenal lewat lagu-lagunya yang menyentuh kalbu. Menurut Pak Joko, lagu itu menyiratkan harapan dan keteguhan hati, sesuatu yang sangat ia rasakan dalam perjalanan membangun usaha ini.

Tak hanya itu, ternyata dari usahanya membangun Bakso Banyu Langit. Joko kini mampu membentuk “tim sepak bola” sendiri yang bermain di kancah Tarkam antar Kabupaten Pulang Pisau. Tim bolanya diberi nama “Banyu Langit FC".


“Ini sebagai bentuk pengabdian bagi daerah juga, mendukung pembinaan atlet sepakbola. Karena kebetulan saya juga hobi. Bahkan di tahun ini kami ikut memeriahkan Bupati Cup 2025. Jadi dari usaha jualan bakso, kami juga bisa berpartisipasi” katanya sambil tertawa kecil.

Posisi letak bakso langit yang berada pada alur startegis di tengah kota, membuat rumah makan ini mudah ditemui. Terlebih rasanya yang khas menjadi salah satu tujuan para penggemar bakso. Bahkan diceritakannya, beberapa pejabat besar daerah seperti bupati dan gubernur pernah mampir untuk mencicipi Baksonya. Pelanggan dari luar kota pun mulai berdatangan, membawa cerita Banyu Langit ke luar Pulang Pisau.


Pesan dari Seorang Pejuang UMKM

Bagi Joko, Owner dari Banyu langit- membangun usaha bukan perkara cepat atau instan. Ia ingin kisahnya menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM lain, terutama yang sedang merintis dari nol.

“Intinya usaha tidak akan mengkhianati hasil. Saya memulai dari sisa uang dan berjalan kaki ke pasar. Tapi saya percaya, kalau tekun, insya Allah hasilnya akan datang,” ucapnya mantap.

Harapannya sederhana tapi bermakna: agar usahanya tetap bertahan, bisa membuka cabang, dan menambah menu seperti lalapan di masa depan. Ia juga berharap pemerintah terus mendukung UMKM seperti miliknya agar bisa berkembang lebih luas.

Jadi, jika Anda berada di Pulang Pisau, sempatkan mampir. Bukan hanya untuk mengisi perut, tapi juga untuk menyerap inspirasi dari semangkuk perjuangan yang bernama Bakso Banyu Langit.

Penulis : Andika

Editor : Dedy
Grafis : Rohit

1 Komentar

  1. Sy salah satu pelanggan bakso banyu langit,,,dan jg salah satu saksi hidup perjuangan beliau saat merrintis...moga usaha bakso beliau menjadi usaha yg berkah dunia akhirat,amin

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال