China Balas Serangan Tarif AS, Perang Dagang Kian Memanas

 Xi Jinping dan Donald Trump.Foto/AP Photo/Andy Wong

POSSINDO.COM, Ekonomi - Ketegangan dalam perang dagang China-AS kembali meningkat. Pemerintah China mengumumkan bahwa mulai Selasa mendatang, mereka akan mengenakan pungutan tarif pelabuhan terhadap kapal-kapal asal Amerika Serikat yang berlabuh di pelabuhan China.

Langkah ini menjadi balasan atas kebijakan Washington yang sebelumnya memberlakukan biaya serupa bagi kapal-kapal China di pelabuhan Amerika

Dalam pernyataan resmi pada Jumat (10/10/2025), Kementerian Perhubungan China menilai bahwa kebijakan AS yang diberlakukan sejak April 2025 lalu “sangat melanggar” prinsip-prinsip perdagangan internasional dan Perjanjian Pengiriman Maritim China-AS. Kebijakan tersebut juga disebut telah menyebabkan “kerugian serius” pada perdagangan maritim antara kedua negara.

China akan mengenakan tarif sebesar 400 yuan (sekitar Rp 934.000) per ton bersih kepada kapal-kapal AS, sementara Amerika Serikat sebelumnya memungut US$ 50 (sekitar Rp 831.000) per ton bersih dari kapal-kapal China. Biaya yang diterapkan AS itu bahkan diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang.

Menurut pernyataan Kementerian Perhubungan, tarif baru China akan berlaku bagi kapal-kapal yang dimiliki atau dioperasikan oleh perusahaan, organisasi, individu, atau entitas di mana pemegang saham AS memiliki setidaknya 25% kepemilikan. Kapal berbendera AS maupun kapal yang dibangun di Amerika juga akan dikenakan biaya tersebut.

Langkah ini merupakan respons langsung terhadap kebijakan AS pada April 2025 lalu. Pemerintah Amerika menetapkan tarif baru bagi kapal buatan China.

Kebijakan itu muncul setelah tinjauan perdagangan yang dilakukan oleh perwakilan dagang AS di bawah pemerintahan Joe Biden dan Donald Trump. Hasil tinjauan tersebut menyimpulkan bahwa kebijakan dan praktik China dianggap tidak rasional serta memberatkan perdagangan AS.

Data dari Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) menunjukkan China saat ini menguasai 53,3% industri pembuatan kapal dunia, sedangkan Amerika Serikat hanya menyumbang 0,1%. Perbedaan kekuatan industri ini menjadi salah satu faktor ketegangan dalam perdagangan maritim global.

Langkah balasan tarif pelabuhan ini datang hanya beberapa hari setelah China memperketat pembatasan ekspor logam tanah jarang dan teknologi terkaitnya. Logam tanah jarang berperan penting dalam sektor teknologi tinggi, termasuk industri elektronik, otomotif, dan militer.

Selain itu, menjelang putaran baru negosiasi perdagangan dengan AS, otoritas China juga meningkatkan tekanan terhadap teknologi Amerika melalui sejumlah kasus hukum. Analis menilai langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Beijing berupaya memperkuat posisi tawar dalam menghadapi tekanan ekonomi dari Washington.

Dengan kebijakan baru tersebut, perang dagang China-AS kini memasuki babak baru yang berpotensi mempengaruhi rantai pasok global, terutama di sektor maritim dan teknologi tinggi.

Sumber:Beritasatu.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال