TBBR Kalimantan Tengah Gelar Rakerwil I, Bahas Penguatan Peran Masyarakat Adat

Ketua DPW TBBR Kalimantan Tengah, Agusta Rachman. Foto/Gd

Palangka Raya – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) Kalimantan Tengah menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) I sebagai momentum untuk memperkuat konsolidasi internal dan merumuskan arah program organisasi ke depan. Ketua DPW TBBR Kalimantan Tengah, Agusta Rachman, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi forum penting dalam mempertegas peran TBBR sebagai wadah perjuangan masyarakat adat Dayak.

“TBBR di Kalimantan Tengah sudah berdiri hampir lima tahun, sejak terbentuk pada tahun 2019. Awalnya, organisasi ini dirintis oleh empat orang di Kotawaringin Timur, tepatnya di Sampit,” ujar Agusta. Ia menambahkan, selama perjalanannya, kepengurusan TBBR telah beberapa kali mengalami pergantian, dan kini struktur DPW telah terbentuk secara lengkap setelah pelaksanaan musyawarah pada tahun 2024.

Menurut Agusta, Rakerwil I ini difokuskan untuk mengevaluasi program kerja yang telah dijalankan serta membahas rencana kegiatan baru, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. “Untuk jangka pendek, kami berupaya menjalin kerja sama dengan pemerintah, termasuk mengakses dana hibah yang mungkin tersedia. Selain itu, kami juga akan menggandeng pihak swasta melalui program tanggung jawab sosial (CSR),” jelasnya.

Lebih lanjut, TBBR juga berencana membentuk badan usaha berbentuk koperasi sebagai langkah jangka panjang untuk memperkuat kemandirian organisasi dan membuka peluang kolaborasi dengan pemerintah serta pihak swasta. “Melalui koperasi ini, kami ingin mendorong TBBR menjadi organisasi yang produktif dan mampu mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat adat,” tutur Agusta.

Ia menegaskan, TBBR hadir sebagai benteng terakhir masyarakat adat Dayak, khususnya dalam membela hak dan kepentingan masyarakat yang memiliki dasar data dan bukti yang kuat. “Kami hanya akan turun jika persoalan masyarakat disertai data konkret. TBBR tidak akan bertindak hanya berdasarkan kabar lisan atau isu yang tidak jelas,” tegasnya.

Menutup pernyataannya, Agusta menyerukan agar seluruh anggota TBBR di Kalimantan Tengah terus memperkuat semangat persatuan dan gotong royong. “Kekuatan utama kita ada pada persatuan. Kalau kita bersama dan solid, hal-hal lain akan mengikuti. Nilai adat, kebersamaan, dan gotong royong itulah yang harus terus kita hidupkan,” pungkasnya. (Gd)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال