![]() |
| Ketua GMKI Cabang Palangka Raya, Arpandi |
POSSINDO.COM, PALANGKA RAYA–Perayaan Natal Nasional tahun ini membawa pesan kemanusiaan yang kuat setelah seluruh persembahan ibadah diputuskan untuk didedikasikan bagi rakyat Palestina. GMKI Palangka Raya mengapresiasi langkah tersebut sebagai bentuk solidaritas yang bermakna dan menilai bahwa pesan profetik Natal harus menjadi refleksi bagi bangsa Indonesia yang tengah menghadapi berbagai krisis moral. (26/11/2025)
Ketua GMKI Cabang Palangka Raya, Arpandi, menegaskan bahwa keputusan mengarahkan persembahan Natal untuk Palestina merupakan tindakan iman dan kemanusiaan yang selaras dengan nilai Natal. Ia menambahkan bahwa solidaritas tersebut seharusnya menyentuh kepekaan bangsa terhadap persoalan dalam negeri.
“Kita memberi untuk Palestina karena hati nurani kita terpanggil. Hati nurani yang sama seharusnya juga bekerja untuk rakyat kita sendiri,” ujarnya.
Arpandi menjelaskan bahwa dukungan terhadap Palestina mencerminkan tindakan iman kepada yang tertindas, tindakan moral untuk menyentuh nurani global, serta tindakan politik kemanusiaan yang menunjukkan komitmen Indonesia terhadap nilai keadilan di dunia.
Ia menekankan juga Natal harus dibaca sebagai suara profetik yang mengingatkan bangsa agar tidak kehilangan kepekaan moral. Arpandi menyoroti berbagai persoalan nasional seperti ketimpangan sosial, politik transaksional, penurunan moral birokrasi, eksploitasi sumber daya alam, marjinalisasi masyarakat kecil, hingga kenaikan harga pangan yang memberatkan rakyat.
“Jika bangsa tersentuh oleh penderitaan luar negeri namun membiarkan ketidakadilan menumpuk di dalam negeri, itu pertanda nurani bangsa sedang sakit,” tegasnya.
Menurut Arpandi, Natal Nasional tidak boleh berhenti sebagai acara seremonial, tetapi harus menjadi momentum kebangkitan moral bangsa. Ia menekankan bahwa pesan kelahiran Yesus selalu mengandung kritik terhadap tindakan penindasan dan keberpihakan kepada mereka yang tertindas.
“Yesus lahir untuk menegur mereka yang menindas dan membangkitkan mereka yang tertindas. Natal adalah kritik sosial,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Arpandi menyatakan bahwa persembahan untuk Palestina seharusnya menjadi cermin keadilan bagi bangsa sendiri. Ia menekankan bahwa kepedulian terhadap Palestina perlu diiringi dengan perhatian serius terhadap masyarakat adat, rakyat miskin kota, dan kelompok rentan lainnya di Indonesia.
“Kita membantu Palestina dan pada saat yang sama kita mesti membantu masyarakat adat kita sendiri. Kita peduli pada Gaza dan pada saat yang sama kita mesti peduli pada masyarakat miskin kota. Kita bersuara keras untuk kemanusiaan dunia dan pada saat yang sama kita mesti bersuara keras atas ketidakadilan di negeri sendiri,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya, GMKI Palangka Raya menyampaikan tiga seruan profetik bagi bangsa. Gereja didorong kembali pada misi kenabian dalam menyuarakan kebenaran. Pemerintah diminta memperhatikan suara rakyat kecil serta menghentikan praktik ketidakadilan. Kaum muda dan mahasiswa diajak untuk menjaga integritas dan menjadi agen perubahan.
“Suara profetik tidak boleh padam. Ketika mahasiswa diam, keadilan akan semakin jauh dari rakyat,” tutup Arpandi. (Gd)
Tags
Kota Palangkaraya
