Sambal Bakar Punjer Roso : Resep yang Datang Dari Pengalaman

Suasana depan Sambal Bakar Punjer Roso di Jalan Abel Gawei tampak ramai oleh pengunjung yang datang silih berganti, mencerminkan popularitas dan cita rasa khas yang ditawarkan. Foto/Dika

PULANG PISAU- Di balik aroma khas sambal bakar yang menggoda di Jalan Abel Gawei, ada sosok Ajat Sudrajat, seorang pria kelahiran Madiun yang kini menetap dan membangun usahanya di Pulang Pisau. Usianya 43 tahun, namun semangatnya seperti anak muda yang baru saja jatuh cinta pada dunia kuliner.

Ajat bukan orang baru dalam urusan masak-memasak. Ia pernah menjadi koki Chinese food dan bahkan membuka beberapa rumah makan di Jawa Timur. Meski usaha-usaha itu akhirnya tutup karena masalah manajemen, pengalaman tersebut menjadi bekal penting untuk perjalanan baru yang ia mulai di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah

Tujuan awalnya datang ke Kalimantan sebenarnya sederhana: mencari modal untuk kembali memulai usaha di Jawa. Namun nasib berkata lain. Saat mengunjungi saudara di Pulang Pisau, ia melihat tempat sewa di Jalan Pemda area perkotaan dan dari situlah muncul ide membuka usaha. Tahun 2012 menjadi awal mula perjalanan Punjer Roso di Kota Pulang Pisau, meski kala itu masih berupa warung lalapan biasa.

Beranikan Buka Rumah Makan Sendiri

Ajat Sudrajat, sang kreator sambal bakar Punjer Roso, menghadirkan rasa khas perpaduan Jawa–Banjar untuk para pecinta kuliner. Foto/Dika

Tahun demi tahun berjalan, hingga pada 2024 Ajat memutuskan untuk menghadirkan inovasi: sambal bakar. Ia mengaku jenuh dengan menu lama dan ingin tantangan baru. Berkat pengalaman sebagai koki, ia bisa dengan mudah menciptakan racikan sambal dan olahan lauk yang akhirnya menjadi ciri khas usahanya.

Awal 2025 menjadi titik penting lainnya. Warung lama di Jalan Pemda ditutup, dan Ajat memusatkan usahanya di bangunan milik sendiri di Jalan Abel Gawei, tepat dekat bundaran pintu masuk utama. Lokasi baru ini lebih strategis, dekat perumahan, dan lingkungannya semakin rapi setelah trotoar diperbaiki.

Setiap harinya, lebih dari 80 pengunjung datang. Bahkan 80 cobek yang ia siapkan sering kali masih kurang. Dari berbagai pilihan lauk, menu bebek menjadi yang paling cepat habis—seakan sudah memiliki penggemar setianya sendiri.

Cita rasa sambal Punjer Roso unik karena merupakan perpaduan antara rasa Banjar dan Jawa. Sambalnya tidak melulu pedas—tingkat kepedasannya fleksibel dan bisa dinikmati siapa saja. Semua disajikan hangat di atas cobek, lengkap dengan nasi dan sayur yang bisa diambil secara prasmanan. Konsep semi prasmanan ini membuat pelanggan merasa bebas dan nyaman, seakan makan di rumah sendiri.

Harga Ramah Di Kantong

Aneka menu andalan Punjer Roso, mulai dari ayam, bebek, hingga ikan bakar, disajikan hangat dengan sambal bakar khas racikan Ajat. Foto/Dika

Harga menunya pun bersahabat. Mulai dari Rp25.000 hingga Rp35.000, pelanggan sudah mendapatkan sambal bakar lengkap dengan lauk pilihan—ayam, bebek, nila, patin, lele, dan lainnya. Ada juga menu sayur seperti cah kangkung, capcay, dan gorengan sederhana seperti tempe dan terong yang selalu jadi favorit pendamping.

Tentu saja menjalankan usaha tidak selalu mulus. Tantangan terbesar menurut Ajat adalah mendapatkan karyawan yang benar-benar kompeten dan disiplin. Namun ia tetap berpegang pada prinsip: pelayanan harus nomor satu. Baginya, pembeli adalah raja. Pelanggan harus dilayani dengan ramah dan cepat agar merasa benar-benar dihargai.

Nama “Punjer Roso” sendiri punya makna mendalam. Artinya “pusat hati.” Filosofinya sederhana tapi sarat makna: rasa yang enak datang dari hati yang senang. Karena itu Ajat berharap setiap orang yang datang bukan hanya kenyang, tapi juga merasa nyaman dan hangat, seolah makan di tempat yang menjaga perasaan mereka.

Dalam menjalankan usaha, Ajat memberi pesan untuk para perintis bisnis: jangan hanya mengejar tren. Lakukan riset, pahami pasar, dan yang terpenting, jujur. Karena menurutnya, ketidakjujuran cepat atau lambat akan menjadi boomerang bagi pemiliknya.


Berharap Harga Bahan Bisa Terjangkau

Suasana ramai pengunjung di Sambal Bakar Punjer Roso, menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap cita rasa khas racikan Ajat. Foto/Dika

Sementara untuk pemerintah, ia berharap ada perhatian khusus terhadap kenaikan harga bahan pokok seperti ayam dan sayur yang makin tinggi, karena hal itu sangat berpengaruh pada usaha kecil seperti miliknya.

Hari ini, Sambal Bakar Punjer Roso tidak hanya menjadi tempat makan, tetapi juga tempat singgah yang menghadirkan rasa, cerita, dan kenyamanan. Seperti filosofi namanya, mungkin inilah alasannya banyak pelanggan yang kembali: karena rasa enak memang selalu berasal dari hati.


Penulis : Andika
Editor : Dedy
Grafis : Rohit


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال