POSSINDO.COM, PALANGKA RAYA-Insiden penindakan aparat kepolisian terhadap dugaan pencurian buah kelapa sawit di Desa Kenyala Sahewan, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), mendapat sorotan dari Anggota Marhaeneyes Project, Rizal dan Amin Udin. Keduanya menilai peristiwa tersebut perlu dipahami secara utuh dan proporsional berdasarkan kronologi di lapangan.
Rizal menyampaikan bahwa berdasarkan informasi yang berkembang, warga yang terkena tembakan merupakan bagian dari kelompok pelaku pencurian buah sawit di area perkebunan. Dalam proses penindakan, aparat kepolisian disebut telah menjalankan prosedur operasional standar dengan terlebih dahulu memberikan tembakan peringatan.
Menurut Rizal, situasi di lapangan kemudian berkembang ketika para terduga pelaku membawa tombak sawit dan berusaha melakukan perlawanan terhadap petugas. Kondisi tersebut dinilai sebagai situasi yang berpotensi membahayakan keselamatan aparat, sehingga polisi mengambil langkah lanjutan berupa tindakan tembakan terukur untuk melumpuhkan.
“Dalam konteks penegakan hukum, aparat memiliki kewenangan untuk bertindak tegas apabila menghadapi ancaman nyata. Yang terpenting adalah tindakan tersebut dilakukan secara terukur dan sesuai dengan SOP,” ujar Rizal.
Sementara itu, Amin Udin menambahkan bahwa peristiwa ini tetap perlu dikawal secara transparan agar tidak menimbulkan kesimpangsiuran informasi di masyarakat. Ia menilai keterbukaan aparat dalam menyampaikan kronologi kejadian menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan publik.
“Kami memandang penting adanya penjelasan resmi yang lengkap agar publik memahami bahwa penindakan dilakukan dalam situasi tertentu, bukan tindakan sewenang-wenang,” kata Amin Udin.
Marhaeneyes Project berharap proses hukum dapat berjalan secara profesional dan objektif, baik terhadap para pelaku pencurian maupun dalam evaluasi internal aparat kepolisian, sehingga kejadian serupa dapat diminimalisir di kemudian hari. (Gd)
Tags
Kalimantan Tengah
