Daftar Misteri Dunia yang Berhasil Dipecahkan di Tahun 2023 oleh Ilmuan Hingga AI

Sejumlah Misteri Dunia yang Masih Terpendam Berhasil Terungkap pada Tahun 2023. Foto/ Ilustrasi Jejak Letusan Gunung Vesuvius di Herculaneum (Ercolano) berupa Karya Seni Mozaik Romawi Kuno/Net
 
POSSINDO.COM, Ragam -Sejumlah misteri dunia yang masih terpendam akhirnya terungkap pada tahun ini lewat sains, mulai dari perempuan kuno hingga manusia es.
 
Sains telah mengubah cara manusia memahami peristiwa masa lampau dengan evolusi yang signifikan. Sementara, paleogenetika telah mengungkap rahasia menakjubkan melalui analisis DNA yang tersembunyi dalam tulang dan kotoran.
 
Berikut beberapa misteri dunia yang berhasil diungkap selama tahun 2023, Dilangsir dari CNNIndonesia.com
 
Pemakai liontin berusia 20.000 tahun terungkap
 
Para arkeolog sering kali menemukan perkakas tulang dan artefak lain dari situs kuno, namun sulit mengetahui secara pasti siapa yang pernah menggunakan atau memakainya.Awal tahun ini, para ilmuwan menemukan DNA manusia purba dari liontin yang terbuat dari tulang rusa yang ditemukan di Gua Denisova di Siberia. Dengan petunjuk tersebut, mereka dapat mengungkap pemakainya adalah seorang wanita yang hidup antara 19.000 dan 25.000 tahun yang lalu.

Dia termasuk dalam kelompok yang dikenal sebagai Eurasia Utara Kuno, yang memiliki hubungan genetik dengan orang Amerika pertama.

DNA manusia kemungkinan besar terawetkan dalam liontin tulang rusa karena berpori sehingga lebih mungkin menyimpan materi genetik yang ada dalam sel kulit, keringat, dan cairan tubuh lainnya.

Tidak diketahui mengapa liontin gigi rusa itu mengandung DNA wanita purba dalam jumlah begitu besar (kira-kira sama jumlahnya dengan gigi manusia).

Kemungkinan DNA tersebut sangat disukai dan dikenakan di dekat kulit dalam jangka waktu yang sangat lama, kata Elena Essel, ahli biologi molekuler di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusioner di Leipzig, Jerman, yang mengembangkan teknik baru untuk mengekstraksi DNA.

Pemimpin wanita zaman prasejarah

Dikubur dengan gading gajah, sisir gading, belati kristal, cangkang telur burung unta, dan belati batu yang dihiasi batu ambar, kerangka yang ditemukan di sebuah makam di dekat Sevilla, Spanyol, pada tahun 2008 ini jelas merupakan seseorang yang penting.

Berdasarkan analisis tulang panggul, para pakar mulanya mengidentifikasi kerangka berusia 5.000 tahun itu sebagai "kemungkinan pria muda" yang meninggal antara usia 17 dan 25 tahun.

Sebuah tim arkeolog Eropa menjuluki sisa-sisa tersebut sebagai "Ivory Man", dan mulai meneliti apa yang mereka sebut sebagai penemuan "spektakuler".

Namun, lebih dari satu dekade kemudian, para peneliti menggunakan metode molekuler baru pada tahun 2021 untuk mengonfirmasi jenis kelamin kerangka tersebut sebagai bagian dari penelitian yang lebih luas tentang penemuan ini, dan mereka cukup terkejut.

Ternyata 'Manusia Gading' itu adalah seorang wanita.

"Ini sangat mengejutkan. Jadi, ini benar-benar memaksa kami untuk memikirkan kembali segala sesuatu tentang situs ini," kata penulis studi Leonardo García Sanjuán, profesor ilmu prasejarah di Universitas Sevilla.

Rahasia kekuatan beton Romawi terbongkar

Beton Romawi telah terbukti lebih tahan lama dibandingkan beton modern yang dapat rusak dalam beberapa dekade. Ambil contoh, Pantheon di Roma, yang memiliki kubah tanpa perkuatan terbesar di dunia.

Para ilmuwan di balik penelitian yang diterbitkan pada Januari mengatakan mereka menemukan bahan misterius yang memungkinkan orang Romawi membuat bahan konstruksi mereka begitu tahan lama dan membangun struktur yang rumit di tempat-tempat yang menantang seperti dermaga, selokan, dan zona gempa.

Dalam studi ini, tim peneliti memeriksa sampel beton berusia 2.000 tahun yang diambil dari tembok kota di situs arkeologi Privernum di Italia tengah. Komposisi beton tersebut mirip dengan beton yang ditemukan di berbagai wilayah Kekaisaran Romawi.

Hasil analisis menunjukkan klas kapur, yaitu bongkahan putih pada beton, memberikan kemampuan kepada beton untuk menutup retakan yang muncul seiring berjalannya waktu.

Sebelumnya, bongkahan putih ini dianggap sebagai tanda pencampuran yang tidak teliti atau bahan mentah yang berkualitas rendah.

Penampakan Ötzi si Manusia Es

Para pendaki menemukan tubuh mumi Ötzi di saluran air tinggi di Pegunungan Alpen Italia pada tahun 1991.

Jenazahnya yang membeku mungkin merupakan temuan arkeologis paling banyak dipelajari di dunia, mengungkap dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti apa kehidupan 5.300 tahun yang lalu.

Isi perutnya memberikan informasi tentang apa makanan terakhirnya dan dari mana asalnya, sementara senjatanya menunjukkan bahwa dia tidak kidal, dan pakaiannya memberikan gambaran langka tentang apa yang sebenarnya dikenakan orang-orang zaman dahulu.

Namun analisis baru terhadap DNA yang diambil dari panggul Ötzi pada bulan Agustus mengungkapkan penampilan fisiknya tidak seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Studi tentang susunan genetiknya menunjukkan Ötzi si Manusia Es memiliki kulit gelap dan mata gelap dan kemungkinan memiliki kepala besar dan botak.

Penampilan yang direvisi ini sangat kontras dengan rekonstruksi terkenal Ötzi yang menggambarkan seorang pria berkulit pucat dengan rambut lebat dan janggut.

AI pecahkan misteri gulungan kuno Gunung Vesuvius

Sekitar 1.100 gulungan terbakar hingga hangus selama letusan Gunung Vesuvius hampir 2.000 tahun lalu. Pada tahun 1700-an, beberapa penggali yang giat menemukan timbunan besar lumpur vulkanik.

Koleksinya, yang dikenal sebagai gulungan Herculaneum, mungkin merupakan perpustakaan terbesar yang diketahui dari zaman klasik.

Namun, isi dokumen rapuh tersebut tetap menjadi misteri sampai seorang mahasiswa ilmu komputer Universitas Nebraska memenangkan kontes ilmiah pada awal tahun ini.

Dengan bantuan kecerdasan buatan dan pencitraan dengan tomografi terkomputerisasi, Luke Farritor adalah orang pertama yang memecahkan kode kata yang ditulis dalam bahasa Yunani kuno pada salah satu gulungan yang gosong itu.

Farritor dianugerahi $40.000 (Rp616 juta) karena berhasil mengartikan kata "πορφυρας" atau "porphyras," yang merupakan kata Yunani untuk ungu. Para peneliti berharap tidak akan lama lagi seluruh gulungan dapat diuraikan menggunakan teknik ini.

Sumber : cnnindonesia.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال