Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. Foto/Setkab |
POSSINDO.COM, Ekonomi -Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
menegaskan pemerintah berusaha menekan impor minyak usai rupiah anjlok menembus
Rp16 ribu per dolar AS.
Bahlil menyebut kondisi ekonomi global saat ini sedang tak
menentu. Oleh karena itu, nilai tukar rupiah ikut terpengaruh.
"Sekarang tugas kita itu adalah bagaimana mengurangi
impor (minyak) agar kemudian kebutuhan kita terhadap dolar tidak terlalu
banyak," katanya dalam Konferensi Pers di Kantor BPH Migas, Jakarta
Selatan, Kamis (19/12).
"Naik atau turunnya suatu nilai mata uang itu kan
tergantung permintaan sebenarnya," sambung Bahlil.
Bahlil mengakui pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) masih perlu dolar
AS. Perusahaan pelat merah itu diklaim sebagai pengguna mata uang Negeri Paman
Sam paling banyak di sektor energi.
Pasalnya, Pertamina masih mengimpor minyak hingga LPG. Bahlil bahkan
mencatat angka impor tersebut cukup banyak.
"Kita tahu mengimpor crude atau BBM kita, termasuk LPG, satu
tahun itu membutuhkan uang sekitar Rp500 triliun-Rp550 triliun devisa kita
keluar. Itu kita pasti tukar dengan dolar," jelas Bahlil.
Bahlil mengatakan perusahaan-perusahaan itu juga butuh dolar AS untuk
beroperasi.
Sumber : cnnindonesia.com
Tags
Ekonomi