Ustadz Adi Hidayat Ungkapkan Tidak di Terima Allah, Harus Menghindari Saat Bulan Puasa Ramadhan


Ustadz Adi Hidayat (Foto/pinterest-@kabarmakkah)

POSSINDO.COM, Ragam - Puasa Ramadhan Lebih dari Sekadar Menahan Lapar dan Dahaga Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia, di mana setiap Muslim menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan dan penghambaan kepada Allah SWT. Puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga ibadah serta mengendalikan diri dari segala godaan dan hawa nafsu.

Meskipun berpuasa merupakan kewajiban, tidak semua orang menyadari bahwa ada kemungkinan puasanya tidak diterima oleh Allah SWT. Puasa sejatinya bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjaga diri dari segala bentuk perilaku buruk.

Ustadz Adi Hidayat menegaskan hal ini melalui sebuah hadis yang mengandung peringatan tegas dari Nabi Muhammad SAW.

"Masalah perilaku dinilai, awas hati-hati! Nabi pernah menyampaikan suatu peringatan keras, hadisnya bahkan hadis yang sangat luar biasa mendekati tingkat tinggi derajatnya," ujarnya.

Hadis tersebut menjelaskan bahwa puasa yang hanya dilakukan secara lahiriah, tanpa disertai perbaikan perilaku, tidak memiliki nilai di sisi Allah.

"Siapapun yang berpuasa, meninggalkan makan dan minumnya, tetapi tidak terlepas dari 'Qaul al-zur', yakni kata-kata kotor, perbuatan tercela, maka Allah tidak membutuhkan puasanya," jelasnya.

Allah SWT tidak membutuhkan puasa dari orang yang masih melakukan maksiat. Oleh karena itu, puasa seharusnya menjadi sarana untuk memperbaiki diri, termasuk menjaga lisan dan perbuatan dari hal-hal buruk.

"Kata Allah, 'Saya tidak butuh puasamu.' Jika seseorang masih senang mencuri atau mencela saat berpuasa, maka puasanya tidak bernilai di sisi Allah," lanjutnya.

Nabi SAW mengingatkan agar umat Islam menjadikan puasa sebagai momentum untuk menjauhkan diri dari segala maksiat. Sebab, puasa tidak akan diterima jika seseorang masih melakukan perbuatan yang dilarang.

"Ini adalah bahasa yang sangat tegas, sarkastik, menunjukkan bahwa puasa seharusnya menutup maksiat. Jangan coba-coba menyandingkan puasa dengan maksiat!" tegas Ustadz Adi Hidayat.

Sumber : liputan6.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال