Para pemain PSG merayakan gol Desire Doue. Partai final Liga Champions PSG vs Inter Milan bergulir di Allianz Arena, Munich, Sabtu (31/5/2025) malam waktu setempat atau Minggu dini hari WIB, wakil Prancis tersebut unggul 2-0 hingga turun minum.(AFP/MARCO BERTORELLO) |
Kemenangan gemilang
ini dibangun lewat lima gol dari Achraf Hakimi (12’), brace dari Desire Doue
(20’, 63’), serta tambahan gol dari Khvicha Kvaratskhelia (73’) dan Senny
Mayulu (86’), sebagaimana dilansir dari situs resmi UEFA.
Sebelum malam
bersejarah ini, pencapaian terbaik PSG hanyalah menjadi finalis musim
2019/2020, ketika mereka dikalahkan Bayern Muenchen 0-1. Kini, di bawah arahan
pelatih Luis Enrique, klub ibu kota Prancis itu akhirnya menuntaskan penantian
panjang dengan cara yang luar biasa.
PSG tampil agresif
sejak awal dan langsung unggul di menit ke-12 lewat penyelesaian Akhraf Hakimi
yang memanfaatkan umpan matang dari Doue. Delapan menit berselang, giliran Doue
yang mencatatkan namanya di papan skor setelah mengkonversi assist dari Ousmane
Dembele menjadi gol kedua.
Inter mencoba
memberikan perlawanan, namun pertahanan rapat dan dominasi permainan dari PSG
membuat mereka kesulitan membalas. Skor 2-0 bertahan hingga jeda turun minum.
Babak kedua tak
banyak berubah. Meski Inter mencoba bangkit, PSG kembali menunjukkan
efektivitas mereka. Pada menit ke-63, Doue mencetak gol keduanya dalam
pertandingan ini, kali ini memanfaatkan umpan dari Vitinha.
Unggul 3-0 tak
membuat PSG mengendurkan tekanan. Menit ke-73, Khvicha Kvaratskhelia
memperbesar keunggulan setelah menerima assist kedua dari Dembele. Senny Mayulu
kemudian melengkapi pesta gol PSG di menit ke-86 lewat umpan dari Bradley
Barcola, mengunci skor akhir 5-0.
Statistik
menunjukkan dominasi mutlak PSG atas Nerazzurri. Les Parisiens mencatat 59
persen penguasaan bola dengan 23 tembakan — delapan di antaranya tepat sasaran.
Sebaliknya, Inter hanya mampu melepas delapan percobaan, dengan dua tembakan
mengarah ke gawang.
Dengan hasil ini, PSG tak hanya menghapus status sebagai klub besar tanpa gelar Liga Champions, tapi juga mengukir kemenangan terbesar dalam partai final kompetisi elite Eropa dalam satu dekade terakhir.
Sumber : antaranews.com