Caffe Black Danum : Tongkrongan “ hidden gem ” Berbasis Pemberdayaan Lokal

Suasana Caffe Black Danum yang ada di Desa Mantaren I. Sebuah alternatif tongkrongan masyarakat Pulpis yang mulai disukai. Foto/IST

POSSINDO.COM,PULANG PISAU – Caffe Black Danum hadir sebagai sebuah “hidden gem” yang menggabungkan nuansa modern dan tradisional dalam sebuah Tongkrongan unik.  Berada di Desa Mantaren I RT 02 , kafe ini bertujuan menjadi pusat kegiatan sosial sekaligus ruang inspirasi bagi masyarakat lokal, terutama generasi muda yang ingin berani merintis usaha. 

Caffe Black Danum tidak hanya menawarkan berbagai menu makanan dan minuman khas daerah, tetapi juga menjadi wadah pemberdayaan ekonomi yang mengedepankan produk-produk lokal dari Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).


Dikelola Alumni IPB

Anggraini Susanti, perempuan Lulusan IPB dipercaya mengelola Caffe Black Danum yang ada di Desa Mantaren I. Foto/Dika

Di balik pendirian kafe ini, ada sosok Anggraini Susanti, atau disapa Reni, perempuan berusia 23 tahun lulusan Manajemen Agribisnis dari IPB (Institut Pertanian Bogor). Reni dipercaya sebagai supervisor inkubator bisnis sekaligus pengelola utama Caffe Black Danum. 

Dengan semangat muda dan latar belakang pendidikannya, ia memimpin operasional kafe dan berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat desa melalui pengelolaan sumber daya lokal dan pemasaran produk unggulan daerah seperti anyaman rotan, olahan ikan patin, dan madu kelulut.

Perjalanan Reni tidak mudah. Sebelum mengelola kafe, ia terlibat aktif dalam program pengembangan ekonomi yang digagas lembaga inisiator, yang kemudian melahirkan ide pendirian Caffe Black Danum. Reni berharap kafe ini bisa menjadi pionir pengembangan ekonomi desa yang tidak hanya mengangkat produk lokal, tapi juga membuka kesempatan kerja bagi warga sekitar. 

Selain itu, ia juga menaruh harapan besar agar pemerintah daerah melalui dinas terkait dapat lebih proaktif dalam memberikan sosialisasi dan membantu pemasaran produk UMKM agar usaha kecil menengah dapat berkembang lebih optimal.

Mengusung Konsep Modern-Tradisional

Opening Caffe Black Danum dengan nuansa modern-tradisonal, kehadiran cafe tersebut mendorong bangkitnya ekonomi berbasis kearifan lokal. Foto/IST

Konsep Caffe Black Danum yang tampak nyaman dengan elemen kayu galam khas Kalimantan dan desain interior yang otentik memang sengaja dibuat modern-tradisional. Kafe ini menawarkan 48 jenis menu mulai dari dimsum, fish stick berbahan ikan lokal, hingga panganan tradisional seperti kerupuk basah. 

Caffe Black Danum sendiri beroperasi dari jam 10 pagi hingga jam 08 malam khusus pada sabtu-minggu tutup hinggal jam 09.00 malam. Kaffe ini buka setiap hari

Selain makanan, kedepan caffe ini berencana akan menyediakan berbagai produk lokal sebagai bagian dari dukungan terhadap KUPS (Kelompok Usaha Perhutanan Sosial) dari desa Gohong, Buntoi, Kalawa, dan Mantaren” dalam mendukung perekonomian masyarakat desa.

Kehadiran kafe ini diinisiasi oleh Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan (KPSHK), sebuah lembaga berbasis di Bogor yang fokus pada perhutanan sosial, pemberdayaan masyarakat, serta isu-isu kehutanan.

Filosofi nama “Black Danum” sendiri mencerminkan perpaduan budaya Dayak yang kental dan sentuhan modern yang diusung oleh kafe baru di Pulang Pisau.

Dengan semangat dan dedikasi serta dukungan komunitas, Caffe Black Danum terus berkomitmen menjadi ikon pengembangan ekonomi desa yang menginspirasi banyak orang untuk berani berkarya dan berwirausaha. ( Lipsus)


Penulis : Andika
Editor : Dedy
Grafis : Rohit


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال