POSSINDO.COM, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil
Lahadalia menargetkan proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME)
dapat terealisasi pada tahun depan.
Contoh tabung DME yang dipamerkan oleh PT Pertamina, PT Bukit Asam, dan Air Products and Chemical Inc.Foto/Kompas.com 
Pasalnya, proyek strategis ini
diharapkan mampu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor liquefied
petroleum gas (LPG) yang selama ini masih tinggi.
Menurut Bahlil, sudah ada 18
proyek hilirisasi yang telah diselesaikan oleh Satuan Tugas (Satgas)
Hilirisasi, baik dari sisi konsep maupun pra studi kelayakan (pre feasibility
study).
"Sekarang, dari pra FS itu
dipelajari oleh konsultan untuk finalisasi di Danantara. Dari sekian banyak, 18
project itu salah satunya adalah DME," ujar Bahlil usai acara Anugerah
Subroto di Jakarta dikutip Senin (27/10/2025).
Bahlil menjelaskan saat ini
Indonesia masih sangat bergantung pada impor LPG. Adapun, dari total konsumsi
8,5 juta ton per tahun, kapasitas produksi dalam negeri hanya mencapai 1,3 juta
ton sehingga sisanya sekitar 6,5 hingga 7 juta ton harus dipenuhi melalui
impor.
"Nah caranya bagaimana
mengurangi impor adalah kita melahirkan substitusi impor melalui hilirisasi
batu bara," ujar Bahlil.
Adapun Bahlil menargetkan proyek
hilirisasi batu bara menjadi DME ini bisa berjalan pada tahun depan.
"Tahun depan," tandas dia.
Sebelumnya, Direktur Jenderal
Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan masih
ada investor yang tertarik untuk melanjutkan proyek hilirisasi batu bara
menjadi dimethyl ether (DME).
Menurut dia, Menteri ESDM Bahlil
Lahadalia selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi tengah meninjau ulang
prospek proyek DME dengan mempertimbangkan beberapa proposal baru yang masuk
dari calon investor. Dari proposal tersebut terdapat satu hingga dua perusahaan
yang menunjukkan nilai Internal Rate of Return (IRR) positif.
"Mudah-mudahan bisa kita
tindak lanjuti. Karena di awal itu baru proposal awal, terus kemudian perlu
pendalaman dari FS, kemudian barulah kita tahu bahwa proyek itu feasible.
Kira-kira seperti itu," ujar Tri dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia
Special Road to Hari Tambang dan Energi 2025, dikutip Rabu (22/10/2025).
Sumber:cnbcindonesia.com
 
