![]() |
Startup AI asal China, DeepSeek, membuat heboh dengan peluncuran model terbaru mereka hingga disorot banyak orang. Foto/DeepSeek |
POSSINDO.COM,
Ragam -Di dunia teknologi, DeepSeek sedang jadi sorotan.
Terutama dengan model terbaru yang mereka luncurkan, DeepSeek dipercaya bakal
jadi saingan ketat perusahaan AS seperti OpenAI, Google, dan Meta.
Sebenarnya, apa yang membuat DeepSeek bikin AS ketar-ketir? Bahkan Presiden
Donald Trump menyebutnya sebagai sebuah peringatan.
Apa itu model terbaru DeepSeek R1?
DeepSeek mengembangkan large language models (LLMs), tipe sistem AI yang sama
yang digunakan ChatGPT, Meta LLaMA, sampai Gemini milik Google.
Chatbot ini merupakan sistem yang dilatih menggunakan banyak data tertulis
seperti buku, artikel berita, dan laman web untuk menyusun kalimat. LLM dapat
dipakai untuk banyak tujuan semisal coding, pemecahan masalah, content
generating, hingga menulis artikel berita.
Pada 20 Januari 2025, DeepSeek meluncurkan R1 yang secara mengejutkan murah.
DeepSeek bahkan mengklaim bahwa sistem ini dapat mengalahkan kompetitor seperti
OpenAI o1 dalam beragam matriks. Tak sedikit investor dan pakar yang mengamini.
Melansir IFLScience, DeepSeek R1 mampu menjalankan tugas-tugas ini dengan
efisiensi yang lebih tinggi dan membutuhkan daya komputasi yang lebih sedikit.
Bahkan chip-nya lebih tangguh untuk mencapai hasil yang sama seperti model
pesaing.
Poin penting lainnya, DeepSeek-R1 bersifat akses terbuka, artinya tersedia
secara bebas untuk penggunaan publik. Pengguna memiliki akses ke kodenya, yang
memungkinkan mereka untuk mengintegrasikannya ke dalam aplikasi mereka sendiri,
atau bereksperimen dengannya untuk penelitian dan pengembangan.
Siapa otak dari DeepSeek?
DeepSeek adalah perusahaan AI yang berbasis di Hangzhou, kota yang menjadi
rumah bagi perusahaan teknologi China contohnya Alibaba. DeepSeek didirikan
oleh Liang Wenfeng (40) pada 2023.
Wenfeng membeli ribuan chip komputer Nvidia sebelum pemerintahan Biden mulai
membatasi ekspor chip ke China dan menggunakannya untuk membangun proyek
sampingan AI, menurut Financial Times.
"Saat pertama kali bertemu dengannya, dia adalah pria yang sangat kutu
buku dengan gaya rambut yang buruk, berbicara tentang membangun kluster 10.000
chip untuk melatih modelnya sendiri. Kami tidak menganggapnya serius,"
salah satu mitra bisnis Liang mengatakan kepada Financial Times.
"Dia tidak dapat mengartikulasikan visinya selain mengatakan: 'Saya ingin
membangun ini, dan ini akan menjadi game change'. Kami pikir ini hanya mungkin
dilakukan oleh raksasa seperti ByteDance dan Alibaba," tambah rekanan
tersebut.
DeepSeek dilaporkan mengatakan bahwa mereka hanya menghabiskan USD 5,6 juta
untuk daya komputasi bagi model dasarnya. Meskipun ini tidak akan menutupi
total biaya proyek, ini tentu jauh lebih murah daripada ratusan juta atau
bahkan miliaran dolar yang telah dialokasikan perusahaan Amerika untuk
pengembangan AI.
'Keajaiban' DeepSeek
Ketika pasar ditutup pada hari Senin, 27 Januari, hampir USD 600 miliar
dipangkas dari nilai pembuat mikrocip AI Amerika Nvidia. Ini menandai penurunan
nilai pasar terbesar dalam satu hari dalam sejarah. Jelas, investor di AS dan
Eropa ketakutan.
Pada hari yang sama, DeepSeek menyalip OpenAI sebagai aplikasi gratis yang
paling banyak diunduh di AS di App Store Apple.
Kenaikan DeepSeek yang meroket berarti perusahaan AI Amerika sekarang
menghadapi persaingan global yang signifikan. Beberapa berpendapat bahwa
kebangkitan perusahaan AI China akan mendorong persaingan yang sehat dengan AS
dan mendorong kemajuan serta percepatan kemajuan di bidang tersebut.
Sumber : detik.com